BBPMP Jabar Gelar Advokasi G7KAIH di 27 Kabupaten/Kota

BBPMP Jabar Gelar Advokasi G7KAIH di 27 Kabupaten/Kota

Subang – Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan Advokasi Implementasi Gerakan 7 Karakter Anak Indonesia Hebat (G7KAIH) pada 21–22 Agustus 2025. Kegiatan ini dilaksanakan serentak di 27 kabupaten/kota dengan melibatkan Dinas Pendidikan, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bunda PAUD, Pengawas dan Penilik Satuan Pendidikan serta Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Kepala BBPMP Jabar, Komalasari, S.Pd. M.Pd., menjelaskan bahwa G7KAIH merupakan program penguatan karakter peserta didik yang selaras dengan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dan UKS. Ia menegaskan, keberhasilan program ini memerlukan kolaborasi lintas sektor.

“Sekolah tidak bisa berjalan sendiri. Perlu keterlibatan orang tua, masyarakat, pemerintah daerah, serta elemen lain agar G7KAIH benar-benar terintegrasi dalam budaya sekolah,” ujar Komalasari saat menghadiri kegiatan advokasi di Kabupaten Subang, Kamis (21/8/2025).

Dalam rangkaian advokasi, Kepala BBPMP Jabar juga berdiskusi dengan Bunda PAUD Kabupaten Subang, Ega Anjani Reynaldy, S.I.P. Diskusi tersebut menyoroti peran strategis Bunda PAUD dalam mendukung pelaksanaan G7KAIH, khususnya melalui kegiatan berbasis anak dan masyarakat.

Ruang lingkup advokasi sendiri meliputi sosialisasi kebijakan, fasilitasi pelaksanaan, serta penguatan sinergi lintas sektor. Forum advokasi bersama Bunda PAUD se-Jawa Barat pun menghasilkan sejumlah rekomendasi, seperti pencanangan G7KAIH oleh kepala daerah, penggerakkan Senam Anak Indonesia Hebat, dan sosialisasi program melalui berbagai forum masyarakat.

Dengan langkah ini, BBPMP Jabar berharap G7KAIH tumbuh menjadi gerakan kolektif yang memperkuat karakter anak Indonesia dan memperkuat sinergi pendidikan di Jawa Barat dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.

Tim Media

BBPMP Jabar Gelar Webinar Penguatan Kebijakan Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah

BBPMP Jabar Gelar Webinar Penguatan Kebijakan Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah

Bandung Barat– Apakah cukup membekali anak usia dini hanya dengan kemampuan calistung (membaca, menulis, berhitung)? Atau justru perlu menyiapkan aspek akademik sekaligus non-akademik, termasuk perkembangan psikososialnya? Pertanyaan reflektif ini menjadi pengantar dalam Kegiatan Penguatan Kebijakan Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah-Mengapa PAUD dan Mengapa harus PAUD?.  Kegiatan ini diselenggarakan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat pada hari Rabu (20/8) secara daring.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ir. Harris Iskandar, Ph.D, yang memaparkan pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai fondasi tumbuh kembang anak. Menurutnya, PAUD memiliki peran strategis dalam menyiapkan kesiapan anak, baik akademik maupun non-akademik, sehingga mereka lebih siap melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar.

“PAUD adalah investasi jangka panjang yang memberikan pengembalian besar bagi masa depan anak dan masyarakat. Kebijakan Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah menjadi langkah strategis dalam memastikan setiap anak memperoleh pendidikan berkualitas sebelum memasuki SD/MI,” jelasnya.

Kegiatan ini menjadi ruang refleksi bersama bahwa PAUD bukan hanya tentang calistung, melainkan juga membangun aspek psikososial anak agar mereka lebih siap menghadapi proses belajar yang lebih formal. Dengan demikian, PAUD menjadi fondasi penting menuju kebijakan wajib belajar 13 tahun.

BBPMP Provinsi Jawa Barat melalui kegiatan ini mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk bersama memastikan setiap anak mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas sejak usia dini, demi terwujudnya generasi emas Indonesia di masa depan.

Timker PAUD